1.
Pengertian Iman
Menurut bahasa iman
berarti membenarkan, sedangkan menurut syara’ berarti membenarkan dengan hati,
dalam arti menerima dan tunduk kepada hal-hal yang diketahui berasal dari Nabi
Muhamad. Dengan demikian Iman kepada Allah berati iman atau percaya bahwa Allah
satu-satunya dzat yang mencipta, memelihara, menguasai, dan mengatur alam
semesta. Iman kepada keesaan Allah juga berarti iman atau yakin bahwa hanya
kepada Allah-lah manusia harus betuhan, beribadah memohon pertolongan, tunduk,
patuh, dan merendahkan diri. Selain itu iman kepada keesaan Allah juga berarti
mempercayai bahwa Allah-lah yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan
terlepas dari sifat tercela atau dari segala kekurangan.
Iman tidak cukup disimpan didalam hati. Iman
harus dilahirkan dalam bentuk perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal sholeh
atau perilaku yang baik. Disamping itu, pengertian tersebut juga membawa makna
bahwa iman tidak sekedar beriman kepada apa yang disebutkan di dalam “rukun
iman” saja, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman
kepada hari akhir, dan iamn kepada qadha’ dan qadar, tetapi lebih dari itu,
cakupan iman meliputi pengimanan terhadap segala hal yang dibawa oleh Nabi
Muhammad selain rukun iman tersebut. Misalnya, iman terhadap kewajiban sholat,
zakat, puasa, haji, dan juga tentang halal haramnya sesuatu.
2.
Taqwa
Menurut imam ghozali : Taqwa di dalam Al qur’an
disebut dalam tiga pengertian
Pertama : Takut dan malu
Kedua : Taat dan beribadah
Ketiga :Membersihkan hati dari dosa, dan yang
terakhir adalah taqwa yang sejati.
Demikianlah pengertian taqwa menurut imam
ghozali. Secara umum, taqwa adalah perkataan yang mengungkapakn penghindaran
diri dari kemurkaan Allah SWT dan Siksa-Nya. Yakni dengan melaksanakan apa yang
diperintah-Nya dan menahan diri dari melakukan segala larangan-Nya. Hakikat
taqwa ialah tuhan melihat kehadiranmu dimana DIA telah melarangmu. Tuhan tidak
kehilangan kamu dimana DIA telah memerintahkanmu.
Amalan Taqwa
Amalan taqwa bukan sebatas apa yang terkandung
di dalam rukun islam, seperti syahadat, sholat, zakat, dan haji saja. Bukan
sebatas membaca Al qur’an atau berwirid dan berzikir. Amalan taqwa juga tidak
dimasjid saja. Amalan taqwa adalah apa saja amalan dan perbuatan didalam
kehidupan yang dilandaskan syariat, baik itu fardhu, wajib, sunah, mubah, atau
apa saja amalan dan perbuatan yang dijauhi dan ditinggalkan baik itu haram dan
makruh.
Ini termasuklah segala perkara yang berlaku
dalam kehidupan baik dalm kehidupan keseharian, dalam bidang ekonomi,
pembangunan, pendidikan, kenegaraan, kebudayaan, manajemen, kesehatan dan
sebagainya. Asalkan yang dilakukan atau ditinggalkan itu terkait dan Karen a
Allah, maka itu taqwa. Sedangkan amalan yang tidak terkait dan tidak ilakukan
karena Allah, tiu adalah amalan yang tidak ada nyawa, jiwa, atau rohnya dan ia
tidak ada nilainya di sisi-Nya.
Begitu pentingnya ketaqwaan bagi seorang muslim,
sehingga derajat seorang manusia ditentukan oleh kadar ketaqwaannya kepada
Allah. Mulia atau tidaknya seorang manusia bukan ditentukan oleh banyaknya
harta yang dimiliki atau jabatan yang di duduki. Tidak mustahil jika ada
seseorang, jabatannya tinggi, hartanya melimpah, dipuji olaeh manusia, tetapi
karena tidak bertaqwa kepada Allah maka ia pun tidak memiliki derajat bahkan
hina dihadapan Allah SWT. sebaliknya, seorang pemulung yang dicaci dan hina
dihadapan manusia, jika bertaqwa maka ia memiliki derajat yang mulia dihadapan
Allah SWT. derajatnya melebihi seorang pejabat yang dipuji ternyata korupsi.
Berbicara juga dapat menjadi taqwa kalau apa yang di bicarakan itu adalah ilmu,
nasihat atau perkara-perkara yang baik, dan manfaat, dan dilakukan karena
Allah. Diam juga dapat menjadi taqwa kalau diam itu untuk mengelakkan dari berkata-kata
yang maksiat dan sia-sia atau supaya tidak menyakiti hati orang dan dilakukan
karena takut kepada Allah.
Di antara ciri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah itu
adalah :
1.
Gemar
menginfaqkan hartab bendanya dijalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun
lapang.
2.
Mampu
menahan diri dari sifat marah.
3.
Selalu
memaafkan orang lainyang telah membuat salah kepadanya ( tidak pendendam).
4.
Tatkala
terjerumus pada perbuatan keji dan dosa atau mendzalimi diri sendiri,ia segera
ingat Allah, lalu bertaubat, memohon ampun kepada-Nya atas dosa yang telah
dilakukan.
5.
Tidak meneruskan perbuatan keji itu lagi,
dengan kesadaran dan sepengetahuan dirinya.
Betapa pentingnya nilai TAQWA. Hingga merupakan
bekal yang terbaik dalam menjalani kehidupan didunia dan betapa tinggi derajat
TAQWA, hingga manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling
taqwa di antara mereka. Dan banyak sekali buah yang akan dipetik, hasil yang
akan diperoleh dan nikamt yang akan diraih oleh orang yang bertaqwa di
antaranya adalah:
1.
Ia akan
memperoleh Al-Furqon yaitu kemampu n untuk membedakan antara yang haq dan yang
batil, halal dan haram, antara yang sunnah dengan bid’ah. Serta
kesalahan-kesalahannya dihapus dan dosa-dosanya di ampuni. Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan kepadamu
Furqon dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. ( QS. Al-Anfal: 29 )
2.
Ia akan
memperoleh jalan keluar dari segala macam problema yang dihadapinya,
amalan-amalan baiknya diterima oleh Allah hinga menadi berat timbangannyadi
hari akhir kelak, mudah penghisabannya dan ia menerima kitab catatan amalnya
dengan tangan kanan.
3.
Amalan-amalan baiknya diterima oleh Allah
hingga menjadi berat timbangannya di hari kiamat kelak, mudah penghisabannya
dan ia menerima kitab catatan amalnya dengan tangan kanan.
4.
Serta
Allah memasukkan ke dalam Surga, kekal di dalamnya serta hidup dalam
Keridhoan-Nya.
3.
Ciri-ciri masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah komunitas orang yang
hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan dan aturan-aturan tertentu yang
bersifat modern serta penggunaan teknologi.
Ciri-ciri pokok masyarakat modern menurut Deliar
Noor:
a)
Bersifat
rasional yakni lebih mengutamakan pendapat yang berdasarkan akal.
b)
Berfikir
untuk masa depan yang lebih jauh, tidak hanya memikirkan masalah yang bersifat
sesaat.
c)
Menghargai waktu, yakni dengan memafaatkan
waktu sebaik-baiknya dan seefektif mungkin sehingga tidak ada waktu yang
mubadzir tanpa makna.
d)
Bersifat terbuka yakni mau menerima kritikan,
saran, masukan untuk perbaikan yang dating dari manapun.
e)
Berfikir obyektif, yakni melihat segala
sesuatu dari sudut fungsi dan kegunaannya bagi masyarakat.
4.
Tantangan, problema dan resiko kehidupan modern
Realitas kemampuan manusia:
Ø Manusia tidak hanya mengenal nama-nama benda
yang ada
Ø Manusia
dapat mengembangkan dan menciptakan nama-nama baru pada benda yang
diciptakannya.
Ø Kemampuan membuat benda-benda disebut
kebudayaan [ fisik – non fisik ]
Ø Manusia mampu mengembangkan kebudayaan akibat
sains dan teknologi.
Berbagai Persoalan Manusia Diera Modern
a)
Problem
utama modernitas : [dampak negative penemuan teknologi]
§ Terjadinya pencemaran lingkungan
§ Rusaknya habitat hewan – tumbuhan
§ Munculnya beragam penyakit
b)
Dalam
Bidang Ekonomi : [Persoalan kapitalisme-Materalisme]
§ Melahirkan manusia yang konsumtif-materialistik
dan eksplotatif
§ Manusia hanya memandang dirinya sebagai makhluk
economicus [manusia yang mementingkan dirinya sendiri
§ Manusia melupakan dirinya sebagai makhluk homo
religious yang syarat dengan kaidah moral.
§ Prinsip ekonomi kapitalis telah melahirkan
manusia yang serakah-egois.
Salah satu contoh kasus di Indonesia :
“ Demi kepentingan lahan pertanian-perumahan,
tidak malu menggunduli hutan,membakarnya. Import mobil dan motor secara
besar-besaran tidak pernah memperhitungkan dampak polusi bagi kesehatan. Pelaku
ekonomi kecil, adalah mengunakan lahan trotoar sebagai tempat berjualan dengan
tidak mempertimbangkan keselamatan pejalan kaki.
c)
Dalam
bidang moral : [Paham liberalism-kebebasan berekspresi]
§ Melalui teknologi informasi di ekspose secara
besar-besaran meski menabrak batas-batas agama
§ Globalisasi berwajah westernisasi ( penanaman
nilai-nilai barat dengan melepas nilai-nilai moral agama )
§ Westernisasi mempunyai kemampuan melindas local
culture budaya local, buktinya : Bangsa Indonesia dalam banyak hal selalu
berkiblat pada dunia barat dan menjadikannya sebagai symbol kemajuan.
d)
Dalam
persoalan sekularisme : [ tarik menarik antara dunia-agama ]
§ Urusan dunia dipisahkan dari agama
§ Munculnya split personality (manusia
berkpribadian ganda ), contoh : pada saat yang sama ia bisa menjadi seorang
korupto, meskipun ia taat beribadah.
§ Peran agama akan semakin kehilangan ruhnya.
e)
Dalam
Persoalan Keilmuan : [ munculnya pemikiran positivisme ]
Sesuatu dikatakan benar jika; menggunakan tolak
ukur kebenaran rasional, empiris, eksperimental dan terukur secara metodologis.
Kesimpulan
Bahwa iman dan taqwa itu sesuatu yang harus
dimiliki seorang mukmin, karena dengan itu kita bisa meyakini , dan takut hanya
kepada Allah. Sehingga apa yang diperintahkan Allah kita selalu senantiasa
mengerjakannya. Taqwa juga bisa menjadikan kita sebagai manusia yang mulia di
sisi Allah. Dalam kehidupan sehari hari jika kita beriman
dan bertakwa hanya kepada Allah itu pasti akan diberikan kemudahan dan
kebenaran didalam dunia, karena kita selalu takut kepada tuhan, jika kita akan
melakukan berbuat buruk pasti kita akan ingat Allah SWT dan pasti akan
menakutkan kita, berusahalah tetap takut kepada Allah bukan karena takut kepada
siapa-siapa.